|
PEKANBARUEXPRESS
|
![]() |
|||
| POPULAR YOUTUBE PILIHAN EDITOR | ||||
PEKANBARU - Riau menggekspor kerang dara empat ton setiap hari ke Thailand. Ekspor hasil tangkapan laut itu dilakukan lewat penerbangan langsung jalur Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SKK) II Pekanbaru.
Kepala Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas 1 Pekanbaru, Eko Sulistyanto mengatakan, sebanyak empat ton kerang darah hasil budidaya nelayan Panipahan, Kabupaten Rokan Hilir, (Rohil) Riau mulai diekspor ke Thailand setiap hari. Potensi nilai ekonomi ekspor itu mencapai Rp5,5 miliar per bulannya.
"Kita harap dengan dibukanya pintu ekspor melalui penerbangan langsung dari Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II ke Thailand, ekspor kerang akan terus meningkat," kata Eko, Senin (1/7).
Ekspor kerang darah ke Thailand lanjut Eko, mulai dilakukan sejak beberapa waktu lalu. Namun, pihaknya bersama pemerintah dan pengusaha akan terus berupaya meningkatkan jumlah ekspor seiring komitmen pemerintah dalam mendukung peningkatan potensi sumber devisa.
Saat ini, katanya baru ada dua perusahaan di Riau milik masyarakat setempat yang berada Pekanbaru bergerak dalam kegiatan ekspor kerang ke Thailand.
Sistem ekspor kerang itu diawali dengan pengiriman kerang hidup dari Rohil ke Pekanbaru, lalu diterbangkan ke Thailand.
Ke depan kata Eko, pengembangan ekspor kerang diharapkan tidak hanya ke satu negara melainkan sejumlah negara lainnya sehingga membantu peningkatan ekonomi nelayan Rohil.
Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution berharap, ekspor kerang secara langsung melalui jalur udara menjadi tonggak awal Provinsi Riau sebagai penghasil dan eksportir komoditas ikan.
"Riau memiliki sejarah penghasil komoditas ikan terbesar di dunia. Dari sejarah itu, Pelabuhan Bagansiapiapi, Rohil pernah mencapai kejayaan di era penjajahan Belanda sekitar 1930 silam," kata Edy Natar.